Perhatian dari lingkungan dan keluarga bisa menghindarkan remaja dari perilaku seksual yang negatif seperti tindak perkosaan. Remaja yang kurang perhatian, khususnya laki-laki bisa 'membahayakan' lawan jenis sejak mengalami mimpi basah.
"Remaja yang mulai mimpi basah sebetulnya
sudah 'berbahaya' bagi lawan jenis, karena kalau melakukan hubungan seks bisa menghamili," kata Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr Sudibyo Alimoeso, MA kepada detikHealth, seperti ditulis Jumat (24/5/2013).
Bentuk perhatian dari orang tua antara lain dengan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kesehatan reproduksi. Dengan cara ini, remaja terhindari dari kemungkinan bergaul dengan lingkungan yang salah dalam rangka memenuhi rasa ingin tahunya yang besar.
Perhatian dalam bentuk lain adalah dengan selalu mendampingi dan mengamati setiap perilaku yang tidak wajar pada para remaja. Misalnya saat para remaja mulai suka menyendiri, sesekali perlu ditengok isi kamarnya dan apa saja yang dilakukannya.
"Orang tua jangan menganggap 'ah anak saya kan sudah dewasa'.
Komunikasi itu begitu pentingnya bagi remaja. Apalagi sekarang tontonan sangat mudah diakses, remaja jadi ingin meniru," kata Sudibyo.
Komunikasi yang baik juga akan membantu remaja menyikapi era keterbukaan informasi yang begitu bebas. Saat berbagai jenis media banyak menayangkan perilaku seksual yang negatif, sebagian remaja bisa terpengaruh lalu muncul kecenderungan untuk mencontoh bila tidak dibekali informasi yang komprehensif.
"Ini yang saya sebut social learning.
Adanya kasus-kasus kekerasan seksual yang terlalu di-blow up oleh media sehingga membuat beberapa orang mempelajari, bahkan ada yang sampai meniru atau mengikuti," kata Dra Ratih Andjayani Ibrahim, MM Psi, seorang psikolog dari Personal Growth.
Selamat Mencoba Semoga Bermanfaat
Salam Sukses & Selalu ActiON!
Sumber AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar