Sabtu, 12 Juni 2010

5 Tips Menghindari Anak Dari Penculikan

KASUS penculikan anak yang berakhir dengan tewasnya bocah yang diculik belum lama ini, tentu menimbulkan keresahan di hati setiap orang tua. Lindungi buah hati Anda dari risiko menjadi korban penculikan dengan menerapkan sejumlah strategi keamanan berikut ini.

Seperti yang ramai diberitakan di berbagai media massa, baru-baru ini seorang bocah korban penculikan, Jefri Adriansyah, ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa setelah dilaporkan hilang dari rumahnya sejak Minggu. Jefri terakhir

kali terlihat sedang bermain di depan rumahnya di Jalan Makam Raya RT 08/03, Gang Kubur, Joglo, Jakarta Barat.

Ironisnya, tersangka penculik ternyata masih bertetangga dengan keluarga korban. Jika demikian, nasihat ”jangan bicara dengan orang asing” yang biasanya disampaikan orang tua kepada anak, agaknya belum cukup untuk melindungi buah hati dari risiko penculikan.

Berdasarkan data statistik seperti dikutip harian Media Indonesia edisi Rabu (9/6), jumlah kasus penculikan hingga Mei 2010 berjumlah 67 kasus. Sebanyak 27 kasus berhasil terungkap, sedangkan sisanya masih belum menemui titik terang. Sementara itu, statistik menunjukkan kasus penculikan pada 2008 berjumlah 72 kasus, sementara pada 2009 meningkat menjadi 102 kasus.

Lantas, tindakan preventif apa yang harus dilakukan orang tua untuk melindungi buah hatinya?

Berkelompok
Ajarkan anak untuk selalu berjalan dan bermain di dalam kelompoknya. Minta anak berjanji untuk tidak pernah meninggalkan teman-temannya. Penculik biasanya mencari target yang terisolasi, seperti anak-anak yang berjalan sendirian atau bermain sendiri. Jika mungkin, antar dan jemput kembali anak setiap kali berangkat dan pulang dari sekolah.

Waspada
Anda harus selalu tahu ke mana anak pergi, meski pun dia pergi bersama orang dewasa lain yang Anda percayai. Jika anak pergi bermain ke rumah tetangga atau temannya, pastikan untuk mengontak tetangga atau orang tua lainnya untuk membantu mengawasi anak Anda.

Jelaskan kepada orang tua lain bahwa Anda tidak mengizinkan anak untuk bermain di luar rumah tanpa pengawasan. Buat kesepakatan untuk saling mengawasi anak-anak jika suatu saat anaknya bermain di rumah Anda. Jika anak biasanya berjalan atau naik sepeda menuju rumah temannya, ajarkan dia bagaimana cara lari menyelamatkan diri jika terancam oleh orang asing.

Nomor kontak
Simpan daftar berisi nomor telepon orang tua lain dan tawarkan mereka untuk mencatat nomor telepon Anda. Anda bisa secara cepat melacak keberadaan anak jika sewaktu-waktu diperlukan.

Orang asing
Jelaskan kepada anak tentang bahaya berbicara dengan orang asing. Minta mereka berjanji untuk tidak menerima pemberian apa pun atau mengikuti ajakan orang yang tidak mereka kenal, atau pun orang yang mereka kenal tanpa sepengetahuan Anda.

Kenalkan anak kepada orang-orang dewasa yang Anda percayai, sehingga mereka lebih mungkin menemukan beberapa wajah familiar di tengah kerumunan orang asing.

Selain itu, ajarkan pula kepada anak tentang orang asing yang cenderung aman dan bisa dipercayai, seperti polisi, guru, atau ibu-ibu dengan anaknya. Jelaskan kepada anak bahwa orang-orang asing tersebut lebih bisa dipercaya, jika mereka membutuhkan bantuannya ketika tidak ada orang dewasa lain yang mereka kenal.

Kode rahasia
Ada baiknya menciptakan suatu kata sandi dengan anak. Katakan pada buah hati Anda, dia tidak boleh masuk ke dalam mobil atau ikut dengan seseorang yang tidak mengetahui kata sandi tersebut, meski pun orang itu mengatakan Anda memintanya untuk menjemput anak.

Bagikan kata sandi tersebut hanya kepada anak dan orang dewasa lain yang benar-benar Anda percayai. Ubah kata sandi tersebut jika diperlukan.

sumber: Yulia Permatasari, mediaindonesia.com / reseb.web.id

Tidak ada komentar:

tUkeRAn LiNk YUK ?!

Silahkan tambahkan sendiri Link Banner para sobat dengan cara menulis alamat URL site dan alamat URL banner ke dalam kolom di bawah ini. Trims.

Silahkan tambahkan sendiri Link Text para sobat dengan cara menulis nama dan alamat URL site ke dalam kolom di bawah ini. Trims.

SpONsOR